Mencari Pucuk Pemimpin KONI Bali – Rektor UPMI Made Suarta Layak Dipertimbangkan

Berita Kampus

Mencari Pucuk Pemimpin KONI Bali – Rektor UPMI Made Suarta Layak Dipertimbangkan

Jelang Musyawarah Provinsi (Musprov) KONI Bali yang bakal digelar pada 19 Maret 2022, nama-nama kandidat ketua umum mulal bermuncuIan. Selain darl internal KONI sendiri seperti Sekum KONI Bali, IGN Oka Darmawan, Juga muncul nama tokoh lainnya. Salah satunya Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI), Dr. Made Suarta, yang digadanggadang bakal menjadi ‘kuda hitam’. Hal itu tidak terlepas dari rekam Jejak Suarta di kancah olahraga. Kampus yang dia pimpin itu, merupakan ‘gudang’ atlet berprestasi yang telah terbukti mengharumkan nama Bali. Baik di tingkat nasional maupun internaslonal. Terbaru, dalam PON XX/Papua kemarin, dari 16 atlet yang dikirim untuk memperkuat kontingen Bali, sebanyak 12 atlet berhasil meraih 11 medali. Yakni mendulang tiga medali emas, mengoleksi tiga perak, dan lima medali perunggu. Emas masing-masing dipersembahkan dart atlet cricket dua emas, dan satu emas dart atlet silat. Untuk medali perak, dua dari cabor cricket, dan satu cabor muaythai. Sedangkan untuk perunggu, masing-masing dipersembahkan cabor cricket, rugby, tinju, serta dua dari cabor renang.

Suarta yang juga Ketua Umum Federasi Panjat TebIng Indonesia (FPTI) Kota Denpasar ini, tampak hanya melempar senyum saat ditanya terkalt dirinya yang masuk bursa calon kuat Ketum KONI Bali. Suarta tak menampik, namun juga tidak mengiyakan. Meski demikian, Suarta membeberkan beberapa langkah yang harus diperjuangkan oleh seorang pemimpin, dalam hal ini ketua. Salah satunya, apresiasi bagi atlet berprestasi sebagai bentuk motivasi yang tak boleh ditunda-tunda. “Ada motivasi khususnya dan juga motivasi secara psikologis. lni mesti dilakukan, karena atlet itu mengorbankan waktu untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam membela daerah maupun bangsa,” tuturnya. Dikatakan, dalam percepatan apreslasi bagl atlet berprestasi menjadi fungsi seorang pemimpin. Karena maju atau tidaknya sebuah organisasi itu tergantung pada pemimpinnya. Menurutnya, seorang pemimpin wajib memperjuangkan anggaran untuk mempercepat apresiasi kepada atlet. “Di sini fungsi pemimpin. Kalau atlet hanya latihan, latihan, dan latihan. Dan apreslasi itu tak boleh ditunda-tunda. Harus itu,” ungkap dia.

Sumber: Fajar Bali